Senin, 13 April 2015

"datang dan pergi " // apa mau mu??


Kenapa dia datang di saat aku mulai melupakannya. Kenapa dia mengusik kehidupan ku lagi?.Aku tidak tau apa yang dia inginkan dari ku. Dia selalu datang dan pergi di dalam hidup ku. Disaat aku mulai melupakanya, dia datang dengan sejuta alasan dan mengajak ku menjalin hubungan lagi dengannya. dan setelah aku mulai berharap dengan hubungan itu, perlahan dia pergi dan dia sakiti hati ku lagi. Aku sayang dengannya tapi aku tidak tau ini benar-benar rasa sayang atau bukan. Dia pergi tanpa alasan dan kenapa dia kembali dengan sejuta alasan. Aku hanya ingin hidup tenang tanpa dia. Aku ingin bahagia tanpa dia. 
Aku cukup bahagia karna dia pernah membahagiakan aku meski pada akhirnya dia menyakiti ku lebih dari dia membahagiakan ku.

Kadang aku bertanya, mengapa aku di pertemukan dengannya kalau dia hanya untuk menyakiti ku? 

Dia Senior ku, aku bertemu dengannya ketika kegiatan pramuka. Aku tidak menyukainya sedikit pun pada saat itu. Tapi dia selalu mendekati ku dan mencari tau tentang ku. Pada akhirnya aku kemakan gombalannya dan kami pun pacaran. Dia selalu menemani ku kemanapun aku pergi. Tapi pada saat itu aku masih belum percaya bahwa dia benar menyukai ku. Aku pun perlahan mencari tau tentangnya. Banyak sekali orang-orang mengatakan dia itu playboy. Aku pun tidak berharap lebih darinya. Aku hanya menggap hubungan ini hanya sekedar hubungan biasa. aku hanya  main-main. tidak ada keseriusan dalam hubungan ini. 
Meski main-main, tapi hubungan ini berjalan cukup lama. Entah apa yang membuat aku bertahan, padahal aku sering sekali melihat dia jalan dengan cewe lain. Tapi aku tidak pernah marah dengannya.
Suatu hari dia datang kerumah ku dan dia ngomong dengan orang tua ku bahwa dia benar-benar serius dan meminta izin menjalani hubungan denganku . Dari situ lah aku mulai percaya bahwa dia benar-benar serius dengan ku. Karena aku menganggap bahwa ketika seorang laki-laki itu berani menghadap orang tua, maka laki-laki itu benar-benar serius dan berkomitmen dengan hubungan itu. Bukan hanya dia yang menghadap orang tua ku, aku juga di perkenalkannya kepada orang tua dan keluarga besarnya.

Tapi tenyata aku salah. Dia tidak benar-benar menyayangi ku dan dia hanya omong kosong. Dia menjalin hubungan dengan cewe lain dan cewe itu hamil. Aku dapat kabar itu dari temannya. entah berita itu benar atau salah aku tidak tau. Aku sempat menanyakan hal itu padanya, dan dia tidak memberikan penjelasan yang pasti. Aku pun mulai ragu dengannya. Tapi aku tetap bertahan hanya karena komitmen. Aku dan dia sudah berkomitmen di hadapan orang tua.

Pemberitaan negatif tentangnya semakin banyak. Aku menguatkan diri untuk hubungan ini. Yang aku pikirkan hanyalah orang tua. Jika gosib tentang dia itu benar, aku hanya berharap dia dapat berubah.

Suatu ketika dia ditugaskan bekerja keluar kota untuk waktu yang tidak di tentukan. Awalnya aku sudah tidak ingin melanjutkan hubungan ini dengan alasan aku tidak tau di pergi sampai kapan. Tapi ketika itu dia meyakinkan ku bahwa aku dan dia bisa menjalani hubungan jarak jauh. Dia bilang, dia akan selalu memberi kabar dan tidak akan macam-macam disana. Dan ketika penugasannya selesai, dia akan kembali dan melamar ku. Aku tetap tidak percaya dengan omongannya. dan pada akhirnya dia membawa ku kepada orang tuanya, disitu lah aku di yakin kan olehnya, tidak hanya dia yang meyakinkan ku, orang tuanya pun ikut meyakin kan aku bahwa dia benar-benar menyayangiku dan akan kembali untuk ku. Disitulah aku percaya penuh dengannya.

Tapi ternyata aku salah memberi kepercayaan penuh padanya. selama penugasan dia tidak pernah memberi kabar. Aku mulai ragu dengan janjinya. dan ternyata dia sudah memiliki cewe lain tanpa dia memutuskan hubungan dengan ku. Dan hubungannya tidah hanya dengan satu cewe. Cukup sakit di buatnya. Aku kira dia akan kembali pada ku, tapi ternyata tidak.

Aku mencoba melupakannya. Melupakan semua janjinya, melupakan harapan-harapan yang pernah di ucapnya. Tapi ketika aku mulai bisa melupakannya, dia selalu datang pada ku dan meminta ku untuk kembali padanya. dan  dia selalu menghadap orang tua ku  untuk meminta ku kembali padanya. Setiap aku menolak, dia semakin memaksa ku untuk kembali menjalin hubungan lagi dengannya. Tapi ketika aku mau menjalin hubungan lagi dengannya. Dia malah mengulangi kesalahan yang sama. Dia selalu menduakan ku, bahkan menigakan, mengempatkan dan bahkan hampir setiap wanita yang dekat dengannya, dia menjalin hubungan.
Setiap dia melakukan hal itu, aku selalu pergi darinya tanpa memutuskan hubungan. dan setiap aku mulai bisa melupakannya, dia selalu datang kembali ke dalam hidupan ku. Dia selalu membuat luka di dalam hati ku.
Aku hanya ingin bahagia tanpan dia. tanpa luka yang pernah dia buat di dalam hati ku. Tanpa orang tua ku tau bahwa aku sudah tidak ada hubungan lagi dengannya.

Sabtu, 11 April 2015

Apakah Sahabat itu ada? // Sahabat terbaik ku 'KAMU'

Kekecewaan ku di masa lalu terhadap seorang sahabat membuuat aku buta tentang seorang sahabat di masa kini. Aku adalah mahasiwi universitas swasta di Semarang. Awal kuliah aku merasa sendiri, tidak ada teman satu pun. Sebab  aku merantau di sini. Aku merantau sendirian tidak ada teman dari kota asal ku. Aku mencoba mendekat kan diri dengan lingkungan ku, baik lingkungan kos mau pun lingkungan kampus. Suatu hari ketika ospek,aku bertemu dengan mahasiswi lain di taman kampus, dia menyapa ku, aku pun ikut menyapanya, dengan berjabat tangan dan senyuman manis. "Aku Widi" ujarnya sambi iya duduk di samping ku. "Aku mauli" jawab ku. kami pun bercengkrama dengan asik. meski pun kami baru kenal tapi kami sudah merasa akrab seperti pertemanan kami sudah lama. Widi juga mengambil jurusan yang sama dengan ku yaitu pendidikan matematika.

Masa perkuliahan sudah aktif, pertama kalinya aku kuliah. aku duduk di kursi depan. Widi pun datang, aku mempersilahkan widi duduk di samping ku. Aku senang sekali mendapatkan teman yang sangat baik. Di kelas ku pun orangnya ramah-ramah, mereka menerima ku meski pun aku bukan dari  luar pulau.
Aku sempat kesulitan dalam berkomunikasi, karena aku belum menguasai bahasa jawa, tapi berkat widi aku bisa belajar bahasa jawa dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa, meski pun aku belom fasih melafalkannya, tapi setidaknya aku bisa mengerti apa yang di bicarakan oleh teman-teman yang lain.
Aku pun semakin akrab dengan widi, kami sering belajar bersama, makan bersama dan kekampus pun bersama.

Aku teringat ketika aku mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat yang di adakan oleh fakultas ku. Kami melakukan pengabdian di desa gonoharjo. Acara pengabdiannya berlangsung selama tiga hari.Cuaca di sana sangat dingin sekali, tubuh ku tidak kuat menahan rasa dingin itu dan akhirnya aku tidak sadarkan diri. Setelah aku sadarkan diri, aku melanjutkan kegiatan pengabdian dan widi selalu menemani ku. Ketika aku merasa ke dinginan dia memakaikan jaket ketubuh ku dan terkadang dia memeluk ku agar aku tidak merasa kedinginan. Disini lah moment yang paling aku ingat dimana aku merasa bahwa aku benar-benar di sayang oleh seorang sahabat dan aku benar-benar di lindungi.

Aku semakin dekat dengan widi. Dia sering nginap di kos ku hanya untuk menemani ku, sebab aku kos sendiri. Hampir satu bulan dia nginap di kos ku. Kami melakukan hal bersama dan suatu ketika aku dan widi pergi ke kos teman untuk mengambil tugas, kami menggunkan motor dan kami jatuh ke selokkan, aku tertimpa badannya widi :D kejadian yang sanggat lucu. Aku selalu ketawa setiap mengingat kejadian itu.

Semakin lama aku berteman dengan widi aku semakin merasa bahwa sahabat ini memang bener-bener ada. Masa lalu ku yang buruk bersama sahabat dulu ternyata hanya sekedar masa lalu. Persepsi ku tentang sahabat ternyata selama ini salah. Dulu aku selalu bilang bahwa sahabat itu gak ada, Sahabat itu cuma bisa nusuk dari belakang, Sahabat itu munafik, Sahabat itu memanfaat kan sahabatnya yang lain.
Tapi sekarang persepsi ku adalah Sahabat itu segalanya, Susah senang bersama sahabat, Sahabat selalu ada dalam keadaan apa pun. Persepsi baru ku tentang sahabat itu tercipta semenjak aku bertemu widi. Semua kenangan masa lalu ku yang buruk tentang sahabat sudah aku hapus. Aku percaya sahabat itu ada. Aku berharap semoga persahabatan ku ini akan selalu terjalin sampai tua nanti dan persepsi buruk ku tentang sahabat akan hilang untuk selama-lamanya. Sahabat akan selalu ada.